Operasi plastik sebenarnya bukanlah penggunaan plastik dalam prosedur medis. Istilah “plastik” dalam operasi plastik sebenarnya berasal dari bahasa Yunani “plastikos” yang berarti “membentuk” atau “membentuk ulang”. Oleh karena itu, operasi plastik adalah prosedur medis yang bertujuan untuk memperbaiki atau memperbaiki cacat fisik, ketidaksempurnaan, atau fitur tubuh yang tidak diinginkan.
Walaupun pada beberapa kasus tertentu plastik dapat digunakan dalam prosedur operasi plastik, seperti misalnya implantasi payudara atau hidung, namun penggunaan bahan-bahan medis lainnya seperti logam atau silicone jauh lebih umum dan biasa dipakai. Jadi, secara umum, operasi plastik tidak melibatkan penggunaan plastik sebagai bahan utama dalam prosedur medisnya.
Operasi Plastik Adalah
Operasi plastik adalah prosedur medis yang bertujuan untuk memperbaiki atau memperbaiki cacat fisik, ketidaksempurnaan, atau fitur tubuh yang tidak diinginkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan penampilan pasien atau mengembalikan fungsi tubuh yang hilang akibat cedera atau kelainan bawaan.
Operasi plastik dapat dilakukan pada berbagai bagian tubuh, seperti wajah, payudara, perut, atau tungkai. Beberapa jenis operasi plastik yang umum dilakukan antara lain:
- Rekonstruksi payudara setelah mastektomi (pengangkatan payudara)
- Pembesaran atau pengerutan payudara
- Menghilangkan lemak yang berlebih (liposuction)
- Mengurangi ukuran perut yang berlebihan (tummy tuck)
- Memperbaiki kelainan hidung (rhinoplasty)
- Menghilangkan keriput dan garis wajah (facelift)
- Mengurangi kantung di bawah mata (blepharoplasty)
- Menghilangkan tanda lahir atau bekas luka
Namun, operasi plastik juga memiliki risiko dan efek samping seperti infeksi, perdarahan, dan reaksi alergi terhadap bahan yang digunakan. Oleh karena itu, keputusan untuk menjalani operasi plastik harus dipertimbangkan dengan matang dan dibicarakan dengan dokter yang berpengalaman.
Jumlah Dokter Bedah Plastik Di Indonesia
Saat ini, tidak ada data pasti mengenai jumlah dokter bedah plastik yang ada di Indonesia. Namun, menurut data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pada tahun 2021 terdapat sekitar 389.105 dokter yang terdaftar di IDI, dengan beragam spesialisasi termasuk bedah plastik.
Selain itu, Indonesian Society of Plastic, Reconstructive and Aesthetic Surgeons (ISPRAS) juga merupakan organisasi yang mewadahi dokter bedah plastik di Indonesia. Anggota ISPRAS mencakup dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi, serta dokter umum dengan sertifikasi dalam bidang bedah plastik.
Meskipun tidak ada data pasti mengenai jumlah dokter bedah plastik di Indonesia, namun ISPRAS mencatat bahwa jumlah dokter bedah plastik di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, yang menunjukkan semakin meningkatnya minat dan kebutuhan masyarakat akan layanan bedah plastik.
Dokter bedah plastik biasanya dapat ditemukan di pusat-pusat kesehatan besar di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan Bali.
Selain itu, dokter bedah plastik juga dapat ditemukan di rumah sakit dan klinik-klinik khusus bedah plastik yang tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa rumah sakit dan klinik khusus bedah plastik terkenal di Indonesia antara lain RS Pondok Indah – Puri Indah, Brawijaya Women and Children Hospital, dan Rumah Sakit Plastik Sentosa di Jakarta.
Namun, saya ingin menekankan bahwa keberadaan dokter bedah plastik di suatu daerah tidak menjamin kualitas pelayanan medis yang diberikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih dokter bedah plastik yang berpengalaman dan memiliki sertifikasi resmi dari lembaga yang terkait.
Risiko Tindakan Operasi Bedah Plastik
Seperti halnya tindakan operasi pada umumnya, tindakan bedah plastik juga memiliki risiko tertentu yang perlu dipahami oleh pasien sebelum memutuskan untuk menjalani operasi tersebut. Beberapa risiko yang dapat terjadi akibat tindakan bedah plastik antara lain:
- Infeksi: Infeksi pada luka operasi bisa terjadi pada tempat sayatan atau di dalam tubuh. Infeksi yang terjadi bisa ringan hingga parah, dan membutuhkan perawatan medis yang serius.
- Perdarahan: Perdarahan terjadi saat tindakan bedah plastik atau setelah operasi dan bisa mengakibatkan kehilangan banyak darah. Hal ini dapat memerlukan tindakan medis lebih lanjut, bahkan transfusi darah.
- Masalah anestesi: Pemberian anestesi yang salah bisa mengakibatkan reaksi alergi atau komplikasi serius, seperti serangan jantung atau stroke.
- Keloid: Beberapa orang mungkin mengalami pembentukan jaringan parut yang berlebihan (keloid) setelah operasi. Keloid bisa mengganggu penampilan dan memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
- Kehilangan sensasi: Pada beberapa kasus, tindakan bedah plastik bisa mengakibatkan kehilangan sensasi pada bagian tubuh tertentu, terutama di sekitar tempat sayatan atau area yang dioperasi.
- Tidak berhasil: Beberapa pasien mungkin tidak puas dengan hasil akhir operasi, dan mungkin perlu menjalani tindakan lanjutan atau tindakan revisi.
- Kematian: Meskipun sangat jarang, tindakan bedah plastik dapat mengakibatkan kematian akibat komplikasi yang tidak terduga atau kegagalan organ vital.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pasien untuk mempertimbangkan risiko dan manfaat dari tindakan bedah plastik, dan untuk memilih dokter bedah plastik yang terpercaya dan berpengalaman untuk mengurangi risiko tersebut.